Dikalahkan Pasar - 2023 Review
Kalah lagi, kalah lagi. Ternyata mengalahkan pasar itu tidaklah mudah. Di tahun ketiga ini, IHSG sekali lagi berhasil mengungguli return investasi saya. Yah, begitulah perjalanan investasi saya di tahun ketiga ini. Ini adalah update singkat tentang bagaimana investasi saya berjalan dan apa yang telah saya pelajari sepanjang tahun ini. Tapi sebelum saya membahas perkembangan portofolio saya, mari kita tinjau kondisi pasar di Indonesia dan di seluruh dunia sepanjang tahun 2023.
Pada tahun 2023, IHSG mengalami berbagai peristiwa yang cukup signifikan. Meskipun terjadi fluktuasi, pasar saham Indonesia secara umum menunjukkan kinerja yang cukup stabil sepanjang tahun. Pada akhir tahun, IHSG mencatat kenaikan sebesar 3.45%, menunjukkan potensi pertumbuhan yang masih ada.
Sementara itu, di Amerika Serikat, S&P 500 juga mengalami perkembangan yang menarik. Meskipun terdapat beberapa gejolak pasar, S&P 500 berhasil mencatat rekor tertinggi baru di akhir tahun, tetapi juga mencatat beberapa penurunan selama periode tersebut.
Di sisi ekonomi AS, tahun 2023 juga menyaksikan beberapa tren yang menarik. Meskipun adanya tantangan seperti inflasi yang meningkat dan kebijakan moneter yang ketat dari Federal Reserve, ekonomi AS terus menunjukkan ketahanan yang kuat. Pasar tenaga kerja pun mengalami perubahan signifikan, dengan tingkat pengangguran yang berfluktuasi sepanjang tahun.
Berita-berita di media maupun channel-channel YouTube sering membahas kemungkinan masuknya ekonomi ke dalam resesi, namun sekali lagi, tetap tidak ada yang bisa memprediksi pasar dengan pasti. Kenyataannya, baik IHSG maupun pasar di AS terus menguat hingga akhir tahun, meskipun berita tentang potensi resesi terus beredar. Hal ini menunjukkan betapa sulitnya memprediksi dinamika pasar. Walaupun ada kekhawatiran tentang kondisi ekonomi, pasar seringkali memiliki reaksi yang tidak terduga terhadap berbagai faktor, seperti kebijakan pemerintah, sentimen investor, dan kondisi ekonomi global.
Baik, lalu bagaimana dengan status portfolio saya di akhir tahun ini?
Secara kinerja portofolio saya, tidak terjadi keuntungan ataupun kerugian. Meskipun aset-aset yang lebih konservatif menunjukkan keuntungan, namun dikompensasi oleh kerugian aset yang lebih berfluktuasi, terutama saham. Akibatnya, secara keseluruhan, hasilnya seimbang antara tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian. Ironisnya, jangankan mengalahkan IHSG, andaikan semua dana saya letakan di deposito, SBN atau RD money market (pasar uang) harusnya akhir tahun ini aset investasi ]meningkat bukan impas seperti sekarang ini.
1. Simplify, Don't Over Diversify and Passive Investing
Selama tahun 2023, saya melakukan pembersihan dan penyederhanaan portofolio investasi saya. Dari sekitar 33 produk investasi, saya berhasil menguranginya menjadi hanya 13 aset. Strategi yang saya terapkan adalah mengelompokkan berbagai sub-portofolio berdasarkan tujuan investasi, seperti dana darurat, dana renovasi rumah, dan pensiun. Saat ini, proporsi investasi pasif lebih besar daripada investasi aktif (memilih saham secara khusus), sebagai contoh, alokasi besar dana pensiun saya berada di IDX 30, ABF Bond Index, S&P 500 dan VanGuard Bond Index. Menyederhanakan portfolio memudahkan saya dalam memantau kinerja portfolio saya setiap bulan tanpa harus menghabiskan waktu banyak menganalisa. Proses rebalancing pun menjadi lebih cepat.
2. Sabar menunggu harga diskon
3. Manajer Investasi bagus hari ini tapi belum tentu bagus juga di tahun berikutnya
Kritik terbesar terhadap active investing dari sudut pandang passive investing adalah bahwa mencapai konsistensi dalam mengalahkan pasar secara berkelanjutan selama bertahun-tahun adalah suatu tantangan yang sulit. Hal ini terbukti pada periode 2020-2022, di mana saya melihat Sucorinvest Asset Management berhasil menunjukkan kinerja yang sangat baik dengan produk-produk investasinya, yang selalu menjadi produk dengan tingkat pengembalian tertinggi dalam berbagai jenis reksa dana. Namun, pada tahun 2023, kinerjanya mengalami penurunan dan tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya padahal beban biaya adminstrasi rata-rata para manajer investasi di Indonesia per tahunnya sangat tinggi sekitar 1,8% - 2,5% per tahun. Kini, para manajer investasi yang sedang naik daun adalah Syailendra dan Tri Megah, saya yakin tahun-tahun ke depan akan berganti lagi manajer investasi yang berkinerja baik.
Saat ini, saya memilih untuk menghindari kepemilikan reksa dana active investing dan beralih ke reksa dana passive investing dengan biaya administrasi tahunan yang lebih rendah, seperti ABF Bond Index (0,21%) dan BNI IDX 30 (1,57%). Biaya administrasi yang tinggi pada produk seperti Sucor Bond (2,13%) dan Manulife Saham Andalan (4,75%) jelas tidak sebanding dengan kinerjanya. Bahkan, keduanya mengalami penurunan nilai, dengan Sucor Bond mencatat -2,9% dan Manulife Saham Andalan mencatat -14% selama tahun 2023. Oleh karena itu, pembelajaran penting saya tahun ini adalah menghindari biaya administrasi tinggi dengan memilih passive investing.
4. Rebalancing saham dengan porsi keuntungan tinggi di portfolio itu kurang tepat
5. Jangan Percaya Sepenuhnya pada para Youtuber Educators
Feli dikenal karena menyajikan konten yang berkualitas dan menarik bagi para pemirsa. Namun, karakteristik kontennya makin beragam akhir-akhir ini seperti kehilangan identitas. Beberapa kontennya membahas ekonomi makro dan politik. Saya jadi kurang menyukai konten-kontennya lagi.
Saya rasa cukup sekian refleksi perjalanan investasi saya di tahun 2023, banyak pelajaran menarik tentunya.
Untuk tahun 2024, strategi saya menjadi lebih sederhana:
- Tetap fokus pada passive investing.
- Hanya melakukan top-up pada saham-saham yang masih dijual dengan harga murah, terdiskon sesaat, atau masih berada di bawah harga wajarnya.
- Melakukan top-up di reksa dana indeks seperti BNI IDX 30 dan ABF Bond Index, namun hanya saat terjadi penurunan pasar (ini pasti akan terjadi lagi di 2024 karena sepanjang tahun 2023, IDX sempat turun 2 kali hampir mencapai -5%).
- Jika harga saham atau reksa dana indeks masih tinggi, maka saya akan melakukan top-up di reksa dana pasar uang, reksa dana obligasi korporasi, atau mempertimbangkan masuk ke SBN (seperti ORI, ST, dan SBR) dan juga obligasi FR.
Untuk strategi jangka panjang, saya akan menjalankan strategi yang sesederhana mungkin seperti yang ditunjukkan dalam grafik di bawah. Saya akan menjaga komposisi antara saham dan obligasi, serta melakukan rebalancing secara teratur setiap tahun sesuai dengan perkembangan umur saya. Dengan demikian, suatu saat nanti, proporsi saham akan semakin berkurang dan proporsi obligasi akan semakin meningkat untuk menghindari volatilitas dalam dana investasi saya saat memasuki masa pensiun.
Comments
Post a Comment